My Latest Video on Youtube!

                                                                                                        Check Out My Latest Video on Youtube!

                                                                      

Monday, September 7, 2015

[BOOK REVIEW] Tiga by Alicia Lidwina


320 Halaman
Gramedia Pustaka Utama, 2015
Paperback Edition

"Ketika kau jatuh cinta, kau akan menyadari hal-hal yang biasanya tidak akan kau sadari. Kau akan tahu persis jarak antara kau dan orang itu. Kau akan menyadari pakaian yang dikenakannya, keberadaannya, dengan lebih cepat. Kau juga bisa menyadari banyak sekali hal-hal tidak penting… seperti sepatu yang dia pakai..atau jumlah orang yang sudah dia tolak.. atau .. kebaikan-kebaikannya kepadamu.. dan kepada orang lain selain dirimu sendiri.."
-Nakamura Chidori, hal. 147

SINOPSIS

"Selama seseorang masih memiliki sesuatu untuk diperjuangkan, dia tidak akan bunuh diri. Kecuali jika memang bunuh diri adalah satu-satunya cara mempertahankan apa yang dia perjuangkan." 
Kalimat Hashimoto Chihiro membekas di kepala Nakamura Chidori, bahkan setelah Hashimoto bunuh diri. Apa sebenarnya yang mengubah pandangan hidup Hashimoto sampai dia mengakhiri hidupnya? Mungkinkah karena Nakamura tidak pernah menepati janjinya? Mungkinkah karena Nakamura menyimpan perasaan kepada Sakamoto, yang seharusnya merupakan sahabat mereka? 
Setelah tujuh tahun tidak bertemu, Nakamura harus kembali berhadapan dengan masa lalunya. Di antara memori akan persahabatan, janji yang diingkari, impian, dan cinta yang tak berbalas, tersembunyi alasan kepergian Hashimoto yang sebenarnya.

------------------------------------------------------------------------------------

Tiga adalah sebuah cerita mengenai persahabatan, cinta, dan juga impian yang berlatar tempat di Jepang. Kisah ini berpusat pada kehidupan tiga orang tokoh utamanya yang bernama Nakamura Chidori, Hashimoto Chihiro, dan Sakamoto Takahiro. Di dalam buku ini, kita diajak untuk melihat satu persatu kenangan Nakamura akan Hashimoto dan Takahiro menggunakan alur campuran (maju-mundur).
Awalnya, sebenarnya aku merasa sampulnya kurang menarik. Dan sepanjang aku membaca buku ini, aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri. 'Mengapa angka tiga di bagian depan sampul dibentuk oleh sekawanan burung?' Namun, setelah selesai membaca, aku shock. Aku sangat menyukai alasan dibalik desain sampul tersebut dan mengubah pendapatku sebelumnya. Aku sangat suka melihat sampul yang berhubungan dengan isi cerita. Terutama jika 'sangat berhubungan' seperti Tiga ini.

Saat mulai membaca bagian awalnya, aku kira cerita ini akan sedikit berbau detektif karena Hashimoto meninggalkan sebuah pesan ganjil berupa angka '3' sebelum bunuh diri. Aku yang memang suka film detektif langsung menanti adegan penyelidikan apakah Hashimoto benar-benar bunuh diri atau dibunuh seseorang? Siapa pembunuh Hashimoto? Nakamura-kah? Sakamoto?
Tapi, sekedar informasi, cerita ini sama sekali tidak mengarah ke sana. Cerita ini dipenuhi oleh peristiwa sederhana yang sebenarnya mungkin saja dialami oleh orang-orang di sekitar kita. Namun, kejadian-kejadian itu menjadi spesial karena kepiawaian Alicia Lidwina dalam merangkai cerita dan menjelaskan suasana setiap adegan.
Karakter-karakter di dalam buku ini dibuat dengan sangat baik. Karakternya dalam dan unik. Masing-masing karakter memiliki ciri khas yang membuat mereka berbeda dan terlihat mencolok satu sama lain. Dan hal itu adalah satu lagi nilai lebih untuk buku ini. Tiga menggambarkan jenis karakter yang berbeda dari sebagian besar novel roman Indonesia yang belakangan ini kubaca, tipe-tipe karakter stereotipe antara 'cowo cool dan judes' atau 'cowo ceria dan baik hati'. Tiga berbeda, karakter di dalam buku ini meninggalkan kesan setelah aku selesai membacanya. 
Ada beberapa quote atau monolog manis yang menyentuh bagiku, atau setidaknya menarik perhatianku. Salah satunya adalah yang diucapkan oleh Nakamura dan kukutip di bagian atas review ini, sebelum sinopsis. Kutipan kalimat Nakamura yang merupakan salah satu 'definisi cinta' baginya entah mengapa sangat menyentuhku. Kurasa, definisi cinta Nakamura juga merupakan definisi cinta bagiku.
Latar Jepang di sini cukup terasa. Alicia Lidwina mampu menghidupkan latar dan budaya Jepang di dalam buku ini. Terkadang, aku merasa sedang membaca sebuah shoujo manga (notes: komik Jepang dengan sasaran remaja putri, biasanya tentang kehidupan percintaan dan pertemanan di SMA.) dan bukannya sebuah novel. Mungkin karena karakter-karakternya yang khas shoujo manga serta beberapa adegan yang sering kali kutemukan di dalam shoujo manga. Aku sempat membenci karakter Nakamura pada awalnya karena Nakamura adalah tipe karakter shoujo manga yang biasanya kubenci. Tapi akhirnya, aku menerima Nakamura dan sedikit menyukainya. (sedikit...)
Ada beberapa kalimat yang sulit kumengerti tatanannya. Serta pengulangan kata yang cukup dekat sehingga sedikit tidak nyaman untuk dibaca. Namun, hanya sedikit. Sangat sedikit. Aku sedikit bingung dengan adanya halaman-halaman khusus di antara bab yang biasanya berisi percakapan via telepon antar karakter. Bentuknya mirip dengan naskah drama karena terdapat inisial nama karakter sebagai penanda siapa yang berbicara. Seperti,

S: Kau yakin kau tidak salah orang? 
N: Tidak mungkin. Jenazah itu adalah Hashimoto Chihiro.

Sedikit aneh bagiku untuk melihat hal semacam itu di dalam sebuah novel. Namun, mengingat perkembangan novel di Indonesia yang sepertinya juga sudah sangat bebas, kurasa tidak ada masalah bagaimanapun cara penulis menyampaikan isi ceritanya. 
Cukup banyak twist yang membuatku kaget. Serta adegan yang tidak kuperkirakan kehadirannya membuatku tidak bosan membacanya.

4 bintang untuk Tiga karya Alicia Lidwina.

Mengapa bukan 5 bintang? Mungkin karena aku kecewa setelah tidak berhasil dibuat menangis oleh cerita ini. Walau Dhyn Hanarun yang merekomendasikannya kepadaku bercerita bahwa ia menangis ketika membacanya. Aku tidak berekspektasi apa-apa ketika membacanya, sungguh. Padahal aku biasanya sangat sensitif dan mudah menangis oleh hal kecil sekalipun. Atau mungkin juga aku tidak bisa menangis karena aku membenci Nakamura? Well... Aku tidak benar-benar membenci Nakamura, sih. 
Bagaimapun, aku sangat menyukai cerita ini. It was an awesome reading experience. Aku rasa, aku akan membeli karya Alicia Lidwina selanjutnya. 
Aku merekomendasikan buku ini bagi kalian yang menyukai cerita berbau Jepang, cerita beralur lambat, cerita mengenai persahabatan, serta cerita ala shoujo manga dengan twist dan bumbu-bumbu menarik. 

Happy Reading~ ^^


No comments:

Post a Comment