Pages

Friday, March 11, 2016

[BOOK REVIEW] Love Theft #2 by Prisca Primasari

242 halaman
Prisca Primasari, 2016
Paperback Edition

"Betapa ironis fakta bahwa seorang pria, sekuat apapun dirinya, bisa remuk gara-gara wanita. Wanita sanggup menghancurkan; wanita pun mampu membangkitkan."
-Frea Rinata, hal. 57

"Aku berharap bisa menunjukkan hal-hal indah lain pada Liquor, suatu saat nanti. Sampai sekarang aku masih memikirkan apa tepatnya itu. Dan tidak pernah berhenti memikirkannya."
-Frea Rinata, hal. 63

"Senyum paling menyakitkan adalah senyum penuh kepedihan."
-Frea Rinata, hal. 67

"Neraka ada tujuh lapis, dan penghuni lapisan ketujuh tidak akan pernah bisa naik surga. Sementara penghuni lapisan pertama sampai keenam masih punya kesempatan."
-Night & Liquor, hal. 156

SINOPSIS

Permasalahan yang dihadapi Frea, Liquor, dan Night semakin rumit saja. Ketiganya harus membenahi kekeliruan yang mereka lakukan, sekaligus bertarung dengan perasaan masing-masing. 

Di sisi lain, Frea semakin mengenal Liquor; sedikit demi sedikit. Dia memahami luka pemuda itu, mengetahui masa lalunya, juga terus berusaha mengobati hatinya. 

Namun tepat saat Frea menyadari betapa dia mencintai Liquor, sesuatu terjadi. Masalah baru yang luput dari perhitungannya.

------------------------------------------------------------------------------------

Buku ke-2 Love Theft bercerita mengenai kelanjutan kisah Coco Kartikaningtias dengan kalung Tiffany&Co. miliknya yang dicuri oleh Liquor. Jujur, aku tidak menduga ceritanya akan berkembang menjadi seperti ini. Selagi menunggu buku ini terbit, aku membayangkan cerita akan dipenuhi dengan adegan action atau tipu daya. Setelah membaca berlembar-lembar halaman awal pun aku masih yakin bahwa cerita akan dipenuhi adegan action menjelang chapter-chapter akhir. Dan ternyata, aku salah besar. Setelah mencapai pertengahan buku, aku langsung menyadari bahwa 'Ah,.. pada akhirnya memang buku ini lebih menitikberatkan unsur romance.'

Anehnya aku malah suka, walau alurnya tidak sesuai dengan dugaanku. Aku suka bagaimana buku ke-2 Love Theft lebih sentimentil dari buku pertama. Buku ini tidak menitikberatkan pada action, melainkan perkembangan karakter-karakter di dalamnya. Melalui buku ini, kita akan jauh lebih mengerti karakter Liquor, Night, dan juga Frea sendiri. Dan lagi-lagi anehnya, walau di buku pertama aku jauh lebih memilih Liquor daripada Night. Di buku kedua, aku malah lebih tertarik pada Night (maafkan aku, Liquor). 

Karakter Night yang pintar mengendalikan emosi di berbagai keadaan, bijaksana, cerdik, dan juga seorang pemikir, sangat terlihat di dalam buku ini. Dan kurasa hal itulah yang membuatku jatuh cinta pada Night. 

Berbeda dengan Liquor, yang justru di buku ini terlihat sangat tidak stabil. Jika di buku pertama ia terlihat kaku dan sedingin es, di buku ini ia banyak menampilkan kerapuhannya. Banyak sekali hal tentang Liquor yang diungkap dalam buku ini. Mulai dari hal kecil seperti mengapa ia memilih jaket bermotif garis-garis hitam putih. Hingga hal besar seperti, nama asli Liqour. (PENASARAN, KAN? :D) Yang jelas, setelah tahu lebih detail mengenai asal-usul Liquor, mendadak bayangan Liquor di benakku bertambah ganteng 100x lipat. 

Sementara Frea di awal buku ini berubah menjadi sedikit menyebalkan bagiku. Maklum, aku selalu membenci karakter yang buta akan cinta. Maksudku, ia tahu bahwa ia mencintai orang itu, tapi ia selalu menolaknya, selalu mengatakan bahwa itu bukan cinta. Haduh Frea, aku di sini menanti cinta datang dan kamu malah menepis cinta jauh-jauh... (((LOL))) Jika di buku pertama aku mengeluh karakter Frea 'tertutup' oleh Night dan Liquor, di buku ini Frea sudah terasa lebih mencolok.

Tarantula masih muncul (syukurlah) walau sama seperti buku pertama, kemunculannya sangat minim. Dan aku semakin positif ingin membaca side story atau novel khusus tentang Tarantula. Sekali lagi, Hacker is kinda hot. Jadi, Kak Prisca Primasari, tolong ya novel khusus Tarantula-nya. Ditunggu. :)) 

Ada karakter baru dalam bagian ke-2 Love Theft ini. Karakternya adalah seorang wanita bernama samaran Grasshoper yang dijelaskan sebagai penderita manik-depresif (bipolar). Dan lagi-lagi, aku dibuat penasaran oleh karakter sampingan lainnya selain Tarantula. Aku ingin tahu apa yang menyebabkannya menderita gangguan bipolar? Masa lalunya terlihat begitu menarik. 

For your information, untuk kalian semua pecinta Liquor, ada banyak sekali adegan di dalam buku ini yang tentunya akan membuat kalian tersenyum sendiri. Dan ada satu adegan yang benar-benar menjadi favorit-ku dari keseluruhan seri! Itu adalah adegan dimana Liquor menunjukkan kepada Frea keindahan dari ngengat. Bahwa ngengat tidak kalah indahnya dari kupu-kupu. Entah mengapa, adegan itu menjadi adegan favoritku dari keseluruhan seri. Mungkin karena aku sendiri jauh lebih memilih kupu-kupu daripada ngengat. Dan kini pandanganku akan hal tersebut berhasil diubah oleh Liquor. 

Menurutku Kak Prisca cerdik dalam mengasosiasikan binatang tertentu dengan karakternya. Karena sekarang setiap kali aku melihat kupu-kupu atau ngengat, aku akan langsung teringat Night dan Liquor! Walau aku harap, aku tidak akan pernah melihat tarantula atau belalang sembah sih... Gak usah deh kalau yang itu :") 

Sama seperti aku yang tidak dapat menebak perkembangan alur, aku juga tidak dapat menebak ending ceritanya. Aku benar-benar tidak pernah membayangkan cerita akan dibawa ke arah sini. Menarik, sungguh. Dan juga merupakan ending yang tepat menurutku. For the sake of memberikan pesan moral tambahan pada cerita. Walau jujur, aku merasa ending-nya sedikit dragging. Aku akan lebih menikmati buku ini seandainya cerita dikurangi sekitar 50 halaman. 

Aku juga menyukai penyelesaian masalah Frea. Ya, masih ingat kan masalah Frea yang diungkapkan di awal buku Love Theft #1? Frea yang kesulitan beradaptasi di sekolah musiknya, yang enggan untuk bermain biola lagi. Penyelesaian masalahnya menurutku tepat. Dan tentunya aku senang sekali Kak Prisca tidak melupakan masalah ini dan tetap memberikan fokus yang pas pada kehidupan 'normal' Frea. 

Aku lagi-lagi dikejutkan dengan pengetahuan musik Kak Prisca. Walau buku ke-2 ini tidak memungkinkan Kak Prisca untuk mengeksplorasi musik lebih jauh, tapi tetap saja ada beberapa judul lagu klasik yang asing di telingaku. Merupakan kesenangan tersendiri jika dapat menambah koleksi lagu klasik ketika membaca atau menonton sesuatu yang mengandung unsur musik klasik. 

Jika di review Love Theft #1 aku tidak terlalu memperhatikan mengenai cetakannya, sekarang aku ingin memberikan pujian kepada Kak Prisca. Salut karena dapat menerbitkan buku dengan cetakan sekelas penerbit mayor! 

4 bintang untuk Love Theft #2 karya Prisca Primasari

1 bintang untuk Liquor 
1 bintang untuk Night
1 bintang untuk Frea
1 bintang untuk Tarantula 

P.S. Kalau Kak Prisca menciptakan satu lagi karakter cowok keren mungkin aku akan memberikan 5 bintang untuk Love Theft #2. (((Bercanda))) 

P.P.S 275 hari lagi, Liquor!!!! 

Buku ini kurekomendasikan untuk kalian yang menyukai cerita manis, cerita dengan karakter-karakter yang menarik, cerita romance anti-mainstream, dan juga cerita yang terasa sedikit manga-ish. 

No comments:

Post a Comment