Pages

Sunday, November 8, 2015

[BOOK REVIEW] To All the Boys I've Loved Before by Jenny Han

380 halaman
Spring, 2015
Paperback Edition


Ketika seseorang sudah pergi untuk waktu yang lama, awalnya kau berusaha mengumpulkan segala hal yang ingin kau bicarakan dengan mereka. Kau berusaha mencatatnya di kepalamu. Rasanya seperti berusaha memegang segenggam sepenuh pasir, sedikit demi sedikit butiran kecilnya mulai terlepas dari genggamanmu, dan setelah itu kau hanya menggenggam udara dan debu. Itulah alasan kenapa kau tidak bisa mengumpulkannya sekaligus seperti itu. 
Ketika akhirnya bertemu kembali, kau hanya akan membicarakan hal-hal besar, karena membicarakan hal-hal kecil terlalu merepotkan. Padahal hal-hal kecil adalah pelengkap kehidupan.
-Lara Jean, hal. 314

Lara Jean menyimpan surat-surat cintanya di sebuah kotak topi pemberian ibunya.

Surat-surat itu bukan surat cinta yang ditujukan untuknya, tapi surat yang ia tulis. Ada satu surat untuk setiap cowok yang pernah ia cintai, totalnya ada lima pucuk surat. Setiap kali menulis, ia mencurahkan semua perasaannya. Ia menulis seolah-olah mereka tidak akan pernah membacanya karena surat itu memang hanya untuk dirinya sendiri.

Sampai suatu hari, semua surat-surat rahasianya itu tanpa sengaja terkirimkan, entah oleh siapa.
Saat itu juga, kehidupan cinta Lara Jean yang awalnya biasa-biasa saja menjadi tak terkendali. Kekacauan itu melibatkan semua cowok yang pernah ia tulis di surat cintanya, termasuk cinta pertamanya, pacar kakaknya, dan cowok terkeren di sekolah.

Pertama-tama, aku sangat menyesal karena telah menunda membaca buku ini. Jika kalian berteman denganku di Goodreads, kalian akan tahu bahwa buku ini sudah masuk ke dalam rak 'currently-reading' sejak Mei dan baru kuselesaikan di bulan November.

Aku ingat waktu itu aku langsung memesan buku ini tanpa pikir panjang karena blurb-nya yang sangat menarik. Surat cinta yang tidak sengaja terkirim? Wow! What a mess! Aku sangat bersemangat ketika baru mulai membaca. Namun sayangnya semangat itu langsung padam hanya dengan membaca beberapa halaman awal. Aku bosan. Aku bukan tipe orang yang menyukai alur cerita yang lambat. Aku menyukai cerita yang langsung masuk ke inti masalah tanpa basa-basi terlebih dahulu. Dan To All the Boys I've Loved Before adalah tipe buku beralur lambat serta berputar-putar terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam inti masalah. 

Aku sampai bertanya pada temanku, kapan masalah di dalam blurb akan muncul? Karena aku sudah nyaris kehilangan kesabaran hanya dengan membaca kehidupan sehari-hari Lara Jean. Aku merasa tertipu karena masalah yang dimunculkan bukan masalah yang ditulis di dalam blurb. Jadi setelah tiba pada halaman 64 (ya, aku ingat jelas halamannya) dan premis yang dituliskan di dalam blurb muncul, aku sudah terlalu lelah menunggu hingga kehilangan minat dan akhirnya meletakkannya begitu saja. 

Jujur saja, aku baru mulai membaca setelah terpilih menjadi host blogtour dari P.S. I Still Love You, sekuel dari buku ini. Awal membaca pun, aku merasa terbebani dan tidak memiliki sedikitpun harapan pada buku ini. Dan aku tidak pernah sebodoh ini dalam menilai sebuah buku, sungguh. Aku sangat sangat sangat sangat sangat sangat bodoh karena sudah memutuskan terlebih dahulu sebelum selesai membaca. Dalam beberapa lembar setelah aku melanjutkan membaca dari halaman 64, aku sudah jatuh cinta pada buku ini. Tidak, aku jatuh cinta pada karakter Peter Kavinsky. 

Aku menyesalinya. Aku sangat menyesal karena telah menelantarkan buku ini dari bulan Mei dan baru membacanya sekarang...

Karena sekarang, setelah aku selesai membacanya, aku dibuat jatuh cinta oleh Lara Jean dan Peter. Bagaimana mungkin aku dapat menolak pesona kisah manis pasangan ini? Buku ini adalah gambaran dari kisah manis yang pas. Buku ini dapat membuatmu kembali merasakan manisnya jatuh cinta. Buku ini dapat membuatmu tersenyum sendiri sembari membacanya! (Aku tidak dapat berhenti tersenyum ketika membacanya di kelas, dan itu sangat memalukan). Buku ini membuatku jatuh cinta. Sungguh, buku ini membuatku merasakan jatuh cinta sekali lagi. 

Sudah lama aku tidak membaca buku yang mampu mengikatku secara emosional. Dan Oh Tuhan, buku ini TERAMAT SANGAT MAMPU mengikatku secara emosional. Buku ini benar-benar membuatku tergila-gila akan Peter dan bersedia melakukan apapun seandainya dapat menjadi Lara Jean walau hanya untuk sehari. 

Dan aku sangat menyukai bagaimana Jenny Han membuat karakter Peter bukan sebagai cowok so-called-perfect tanpa kekurangan sedikitpun. Kalian tentu tahu, bukan? Tipe cowo-cowo stereotipe yang baik pada semua orang, tampan, gentleman, tahu bagaimana cara memperlakukan seorang gadis, dan lain sebagainya. Jenny Han menyisipkan sifat-sifat negatif Peter! Dan hal itu kerap muncul di dalam cerita. Anehnya, sifat-sifat negatif Peter malah membuatku jatuh cinta lebih dalam lagi padanya. Hal itu malah membuatnya menjadi karakter nyata yang tampaknya dapat kuraih. 

Dengan ini, aku mendeklarasikan bahwa ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta dengan tokoh di dalam sebuah novel. :") #MyFirstFictionalCharacterCrush 

Karakter Lara Jean pun sangat menarik dan mudah untuk dicintai. Ia adalah gadis polos dengan sifat kekeluargaan yang kuat. Melihat hubungan antara Lara Jean dengan kakak perempuan, adik perempuan, dan ayahnya juga sangat menyenangkan. Tak kalah menarik dari melihat hubungan antara Lara Jean dan Peter. 

Satu lagi pesona dari To All the Boys I've Loved Before yang sangat kukagumi adalah bagaimana ia mampu menampilkan sebuah kisah cinta yang truly sweetinnocent. Jika banyak sekali YA lain yang memasukkan adegan seks ke dalam bukunya, di sini tidak ada satupun adegan seks. Cerita ini murni terasa manis. Sangat manis hingga rasanya aku ingin membacanya lagi dan lagi untuk berulang kali merasakan perasaan itu. Aku ingin jatuh cinta layaknya Lara dan Peter! 

Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Jenny Han karena telah membiarkanku merasakan perasaan 'itu' sekali lagi. Perasaan dimana aku sangat terikat pada sebuah buku dan benar-benar mencintai setiap detail darinya (kecuali 64 halaman awal, maaf.) Perasaan dimana aku dapat dibuat jatuh cinta dengan seseorang yang hanya aku kenal lewat kata dan kalimat. Aku benar-benar tidak menyangka akan mampu merasakan perasaan seperti itu lagi. Perasaan seperti ini adalah alasan aku membaca buku. Dan kurasa, buku ini benar-benar telah menyelamatkanku dari reading slump yang belakangan ini kualami. Karena To All the Boys I've Loved Before mengingatkanku lagi akan bagaimana rasanya jatuh cinta kepada sebuah buku. 

5 bintang untuk To All the Boys I've Loved Before by Jenny Han. 

Aku merekomendasikan buku ini kepada kalian semua. Kurasa buku ini pantas untuk masuk ke dalam daftar bacaan semua orang. Terutama kalian penggemar setia kisah-kisah young adult yang manis dan meninggalkan kesan yang dalam... 

Happy Reading~^^

No comments:

Post a Comment